REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangan-serangan di Irak menewaskan 11 orang pada Senin (16/9) waktu setempat. Sementara, seorang perwira tinggi militer selamat dari usaha pembunuhan.
Kekerasan itu merupakan yang terakhir dari gelombang serangan terburuk di Irak sejak 2008 yang tahun ini telah menewaskan lebih dari 4.200 orang.
Pemboman dan penembakan, Senin (16/9), umumnya berlangsung di sebelah utara Baghdad. Serangan terjadi sehari setelah 60 orang tewas dalam serangan-serangan di beberapa penjuru Irak.
Dalam insiden paling mematikan Senin, ledakan bom pinggir jalan yang ditujukan pada patroli militer di kota Mosul, Irak utara, menewaskan empat prajurit. Demikian kata seorang letnan satu angkatan darat dan seorang dokter.
Di Mosul, penyerang bunuh diri meledakkan bomnya di sebuah tempat pemeriksaan militer. Serangan menewaskan satu prajurit dan melukai 10 lain. Penembakan-penembakan lain di kota itu menewaskan dua orang.
Kekerasan pada Senin itu merupakan serangan terkini dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik yang menerpa Irak.
Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Agustus. Angka yang menempatkan Agustus sebagai salah satu bulan paling mematikan di Irak.