REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang utusan Amerika Serikat, Senin (16/9) waktu setempat, mengatakan Washington masih berharap untuk berbicara langsung dengan Taliban guna mendukung kesepakatan damai Afghanistan. Tetapi, kelompok gerilyawan itu tampak enggan untuk melakukannya.
Taliban membuka kantor di ibu kota Qatar, Doha, pada Juni yang bertujuan untuk membuka pembicaraan dengan Amerika Serikat menjelang penarikan sebagian besar tentaranya tahun depan. Tetapi, diplomasi ini runtuh bahkan sebelum dimulai.
"Kami masih ingin melakukan dialog. Dialog yang akan melibatkan AS dan Taliban secara langsung, tetapi juga akan melibatkan pemerintah Afghanistan atau Dewan Perdamaian Tinggi," kata James Dobbins, wakil khusus AS, mengenai Afghanistan dan Pakistan.
"Kami tidak menyerahkan harapan. Kami terus berharap bahwa akan ada perkembangan positif di beberapa titik,'' katanya. ''Tetapi, kita tidak bisa memprediksi kapan.''
"Taliban sekarang, dalam prakteknya, tidak mau terlibat dengan Amerika Serikat, Afghanistan, dan siapa pun," katanya.