Selasa 17 Sep 2013 17:00 WIB

AS Bujuk Taliban Kembali ke Meja Perundingan

Kantor Taliban di Doha yang dibuka tanggal 18 Juni yang lalu, menimbulkan kegusaran pemerintahan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, karena memasang papan nama bertuliskan
Foto: AP
Kantor Taliban di Doha yang dibuka tanggal 18 Juni yang lalu, menimbulkan kegusaran pemerintahan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, karena memasang papan nama bertuliskan "Kantor Emirat Islam Afghanistan" dan mengibarkan bendera Emirat Islam di kantor baru

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang utusan Amerika Serikat, Senin (16/9) waktu setempat, mengatakan Washington masih berharap untuk berbicara langsung dengan Taliban guna mendukung kesepakatan damai Afghanistan. Tetapi, kelompok gerilyawan itu tampak enggan untuk melakukannya.

Taliban membuka kantor di ibu kota Qatar, Doha, pada Juni yang bertujuan untuk membuka pembicaraan dengan Amerika Serikat menjelang penarikan sebagian besar tentaranya tahun depan. Tetapi, diplomasi ini runtuh bahkan sebelum dimulai.

"Kami masih ingin melakukan dialog. Dialog yang akan melibatkan AS dan Taliban secara langsung, tetapi juga akan melibatkan pemerintah Afghanistan atau Dewan Perdamaian Tinggi," kata James Dobbins, wakil khusus AS, mengenai Afghanistan dan Pakistan.

"Kami tidak menyerahkan harapan. Kami terus berharap bahwa akan ada perkembangan positif di beberapa titik,'' katanya. ''Tetapi, kita tidak bisa memprediksi kapan.''

"Taliban sekarang, dalam prakteknya, tidak mau terlibat dengan Amerika Serikat, Afghanistan, dan siapa pun," katanya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement