REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel ingin melihat Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan. Demikian disampaikan duta besar Israel untuk Amerika Serikat Michael Oren, dalam wawancaranya dengan Jerusalem Post, Selasa (17/9).
Ia juga mengatakan kekalahan Bashar oleh gerilyawan yang bersekutu dengan Alqaida lebih disukai dibandingkan dengan persekutuan saat ini antara Damaskus dan musuh bebuyutan yang selalu bikin mereka ketar-ketir, Iran.
"Kami sejak dulu selalu ingin Bashar al-Assad pergi, kami sejak dulu lebih suka orang jahat yang tidak didukung oleh Israel dibandingkan orang jahat dengan yang didukung oleh Iran," kata Oren yang mencap Bashar sebagai orang jahat di dalam wawancara yang kutipannya disiarkan pada Selasa sebelum diterbitkan secara lengkap pada Jumat besok.
Komentar Oren ini menandai pergeseran posisi Israel mengenai perang dua-setengah tahun di Suriah. Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selalu menghindari secara terbuka seruan bagi penggulingan Presiden Suriah itu.
Meskipun bermusuhan, kestabilan sempat berlangsung antara kedua negara tersebut selama pemerintahan Bashar. Israel bahkan beberapa kali mencoba mengadakan pembicaraan perdamaian dengan Bashar, yang tujuannya supaya Suriah jauh dari Teheran dan gerilyawan yang dipelopori Iran di Lebanon, Hizbullah.
Namun dengan situasi Suriah saat ini, Israel nampaknya makin khawatir. Jika Bashar tidak digulingkan, ancaman yang sudah lama mereka takutkan semakin menguat.
"Bahaya terbesar buat Israel ialah lewat busur strategis yang membujur dari Teheran sampai Damaskus hingga Beirut. Dan kami memandang rejim Bashar sebagai sumber dukungan terpenting dalam busur itu," katanya.
Israel percaya satu dari 10 gerilyawan di Suriah adalah gerilyawan yang bersumpah untuk menghancurkan negara Yahudi, sedangkan masyarakat Alawi --asal Bashar-- memiliki hubungan lebih erat dengan Iran dan Hibzullah.