Rabu 18 Sep 2013 04:59 WIB

Libya Berproduksi Harga Minyak Turun Lagi

Harga minyak merosot (ilustrasi)
Foto: IRAQENERGY.ORG
Harga minyak merosot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga minyak dunia turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena diberitakan bahwa Libya telah memulai kembali beberapa produksi minyaknya dan menjelang keputusan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS.

Kontrak AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober di New York Mercantile Exchange, merosot 1,17 dolar AS menjadi ditutup pada 105,42 dolar AS per barel, lapor AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November jatuh 1,88 dolar AS menjadi menetap di 108,19 dolar AS di perdagangan London.

Itu merupakan penurunan tajam harga minyak hari kedua berturut-turut. Kedua patokan kontrak menyusut sekitar 1,60 dolar AS pada Senin (16/9) setelah kesepakatan AS-Rusia selama akhir pekan untuk melucuti senjata kimia Suriah mengurangi kekhawatiran pasokan minyak mentah.

"Pasar minyak terus mundur segera setelah perjanjian antara AS dan Rusia bekerja untuk menghapus persediaan senjata kimia Suriah," kata Addison Armstrong dari Tradition Energy.

"Pengumuman kembalinya beberapa produksi minyak di Libya juga menekan pasar setelah kantor berita milik negara melaporkan bahwa produksi melebihi 400.000 barel per hari dari dua ladang yang telah kembali berproduksi," tulis Armstrong dalam sebuah catatan penelitian.

Protes pekerja di ladang-ladang minyak sejak Juli telah melumpuhkan produksi Libya.Pedagang juga menunggu hasil pertemuan kebijakan moneter The Fed.

Pembuat kebijakan bank sentral AS secara luas diperkirakan akan mengakhiri pertemuan dua hari pada Rabu dengan pengumuman awal penurunan program pembelian aset besar-besarannya.

"Penurunan lebih jauh bisa dilihat jika Federal Reserve AS memutuskan untuk mengakhiri program stimulusnya, yang para analis perkirakan akan diumumkan," kata analis Inenco Joe Conlan."Ini akan memperkuat dolar dan membantu lebih menekan harga minyak."

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement