Rabu 18 Sep 2013 08:54 WIB

Penembak Markas AL di Washington Mengidap Masalah Mental

Rep: Nur Aini/ Red: Dewi Mardiani
  Sejumlah karyawan dikawal keluar dari sebuah bangunan setelah seorang pria bersenjata melakukan penembakan di kompleks Angkatan Laut AS di Washington, Senin (16/9) waktu setempat.    (AP/Jacquelyn Martin)
Sejumlah karyawan dikawal keluar dari sebuah bangunan setelah seorang pria bersenjata melakukan penembakan di kompleks Angkatan Laut AS di Washington, Senin (16/9) waktu setempat. (AP/Jacquelyn Martin)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pelaku penembakan 12 orang di markas angkatan laut Amerika Serikat (AS) di Washington DC menerima pengobatan untuk masalah kesehatan mental. Dalam laporan BBC, mantan pekerja di angkatan laut, Aaron Alexis, menerima pengobatan paranoia, pendengaran, dan susah tidur.

Kontraktor militer bisa masuk markas angkatan laut secara resmi. Alexis menembak dan kemudian terbunuh oleh polisi dalam baku tembak. Laporan media AS menyatakan Alexis pergi ke Departemen Hubungan Veteran pada Agustus lalu untuk mendapatkan bantuan psikologis.

Bulan lalu, dia memanggil polisi dari sebuah hotel di Rhode Island karena dia terus mendengar suara. Berdasarkan laporan polisi Newport, dia mengatakan kepada petugas, dia yakin seseorang mengikutinya dan mengirim vibrasi ke tubuhnya.

Alexis mengatakan, dia dua kali pindah hotel untuk menghindari penguntit yang dia yakini menggunakan mesin seperti microwave untuk menghentikannya dari tidur.

Pada Selasa (17/9), Washington masih syok dan berkabung. Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel meletakkan karangan bunga di Plaza Memorial Angkatan Laut AS untuk menghormati para korban.

Sekretaris Angkatan Laut Ray Mabus memerintahkan peninjauan pengamanan fisik di semua instalasi AL dan Marine Corps. Serangan terjadi pada Senin (16/9) pagi waktu setempat di Gedung 197, pusat Sistem Komando Angkatan Laut yang membangun dan memelihara kapal dan kapal selam untuk angkatan laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement