Kamis 19 Sep 2013 07:56 WIB

UNICEF: 90 Juta Anak Selamat dari Kematian

Red:
Anak-anak
Anak-anak

NEW YORK -- Badan PBB, UNICEF, mengatakan 90 juta anak-anak telah diselamatkan dari kematian dalam 20 tahun terakhir, tetapi sejumlah langkah masih harus dilakukan.

Dalam deklarasi PBB Millennium Development Goal disebutkan target untuk mengurangi resiko kematian bagi balita hingga dua pertiga adalah tahun 2015.

UNICEF menjelaskan bahwa target ini baru bisa dicapai pada tahun 2028 dan penangguhan target malah akan menyebabkan 35 juta anak-anak di bawah lima tahun meninggal dunia.

Meski demikian, UNICEF telah melihat adanya pengurangan resiko kematian di kalangan anak-anak. "Kita mengalami sedikit kesulitan, sulit untuk mencapai populasi, semakin kompleks permasalahan pemerintah yang membutuhkan lebih dari sekedar pasokan dan uang kepada mereka," ujar perwakilan UNICEF di Pasifik, Dr Karen Allen.

Laporan UNICEF terbaru menyebutkan jumlah kematian anak-anak telah turun menjadi 6,6 juta di tahun 2012 dari 12 juta di tahun 1990.

Tetapi disebutkan setidaknya ada 18.000 kematian di kalangan anak-anak berusia lima tahun setiap harinya.

Karenanya Direktur Eksekutif UNICEF, Anthony Lake meminta adanya pembaharuan komitmen. "Kita bisa mempercepat proses, kita tahu caranya, tapi kita harus bertindak dengan pembaharuan."

Setengah dari jumlah kematian anak-anak terjadi di Cina, Republik Demokratik Kongo, India, Nigeria, dan Pakistan.  Di beberapa negara lainnya dengan jumlah kematian tertinggi dan negara berpendapatan rendah, seperti Bangladesh, Nepal, dan Timor Leste, jumlah kematiannya bisa ditekan hingga dua pertiganya.

Kawasan Asia Timur dan Pasifik memimpin tren pengurangan jumlah kematian anak.

Penyebab kematian di kalangan anak-anak  kebanyakan disebabkan oleh gangguan penapasan, kelahiran dini, diare, dan malaria.

Secara global, 45 persen kematian anak-anak berkaitan dengan kekurangan gizi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement