Rabu 18 Sep 2013 18:45 WIB

Obama: Sulit Membayangkan Assad Terus Memimpin Suriah

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Heri Ruslan
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama
Foto: AP/Charles Dharapak
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Barack Obama menyatakan Suriah membutuhkan transisi politik. Lebih tepatnya, Presiden Bashar al Assad perlu menyerahkan kekuasaan untuk meningkatkan kontrol dunia internasional atas senjata kimia milik Suriah.

Menurut Obama kepada jaringan televisi Telemundo, sulit membayangkan perang sipil Suriah bisa berakhirnya. Khususnya jika fakta di lapangan menyatakan Assad masih berkuasa di Suriah.Obama mengkritik perjanjian antara Rusia dan Amerika Serikat yang berusaha mengamankan senjata kimia milik Suriah.

Obama menilai perjanjian sama sekali tak menghukum Assad. Bagi Obama, tujuan utama dia masih tetaplah sama, yaitu transisi politik untuk menurunkan Assad dari kekuasaannya.

Langkah ini perlu untuk menjaga kaum minoritas dan meyakinkan kaum ekstremis tak semakin kuat di negeri itu. Perang Suriah yang telah berjalan selama dua setengah tahun menyebabkan 100 ribu orang tewas.

Namun, ia menjelaskan saat ini AS akan mengambil langkah jangka pendek. Langkah itu adalah meyakinkan bahwa senjata kimia milik pemerintah Suriah bisa dijaga ketat.

Langkah selanjutnya adalah menghubungkan seluruh kelompok, faksi dan partai yang terlibat dalam krisis Suriah. Serta negara yang mendukung Suriah seperti Rusia dan mengatakan, ''kita harus menghentikan semua ini''.

Tim investigasi PBB, Senin kemarin mengumumkan bahwa senjata yang digunakan untuk membunuh ratusan nyawa di pinggiran Damaskus 21 Agustus lalu adalah gas sarin.

Senjata ini tergolong dalam senjata kimia. Perjanjian antara Menteri Luar Negeri John kerry dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov dikritik banyak pihak. Karena tak memiliki mekanisme kuat untuk membuat Suriah benar-benar menyerahkan senjata kimia itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement