REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN-- Jerman, Rabu (18/9), mengatakan bukti menunjukkan Pemerintah Suriah "berada di balik serangan senjata kimia pada Agustus".
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan dalam wawancara yang disiarkan oleh harian Suddeutsche Zeitung penelitian dari para pemeriksa PBB mengkonfirmasi dugaan Jerman bahwa hanya pemerintah Presiden Bashar al-Assad "dapat memiliki peralatan dan kemampuan untuk melancarkan serangan gas beracun".
Komentar Westerwelle membawa posisi Jerman lebih dekat pada pendirian Amerika Serikat, Prancis dan Inggris --yang percaya pasukan Pemerintah Suriah "melancarkan serangan itu", demikian laporan Xinhua.
Hanya saja Jerman mengesampingkan negara tersebut bergabung dalam serangan militer terhadap Suriah. Westerwelle memberitahu media lokal sebelumnya setiap keikutsertaan Jerman dalam operasi militer "tak pernah diminta maupun dipertimbangkan".
Kelompok pencari fakta PBB telah mendapati "bukti jelas dan meyakinkan" bahwa gas Sarin digunakan dalam peristiwa yang terjadi pada 21 Agustus di Daerah Ghouta di pinggiran Ibu Kota Suriah, Damaskus. Ratusan orang dilaporkan telah tewas dalam peristiwa tersebut, kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon kepada wartawan pada Senin (16/9).