REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Mesir sepakat membuka perbatasan dengan Jalur Gaza selama dua hari. Pembukaan ini dilakukan sejak Rabu (18/9) dan hari ini (19/9).
Perbatasan Rafah, yang merupakan jalur ke luar utama bagi warga Palestina dari Jalur Gaza, ditutup pekan lalu karena serangan yang mematikan atas markas tentara Mesir di dekat perbatasan.
Mesir menuduh bahwa serangan dilakukan militan Palestina yang berasal dari Gaza. Para pejabat Palestina mengatakan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, meminta Kairo membuka perbatasan dengan alasan kemanusiaan.
Dengan dibukanya perbatasan maka warga Palestina, antara lain, bisa berobat ke wilayah Mesir sedangkan para mahasiswa kembali melanjutkan kuliahnya. Sebelumnya terjadi bentrokan antara petugas perbatasan Mesir dan ratusan warga Palestina yang menunggu untuk bisa melintasi perbatasan Rafah yang sejak beberapa hari hanya dibuka selama empat jam.
Seorang warga Palestina yang bekerja di Arab Saudi, Eyad Abu Faris, mengatakan sudah berupaya untuk melintasi perbatasan sampai lima kali agar bisa kembali bekerja di Arab Saudi. "Kami punya rumah di sana dan saya memiliki empat anak, sekolah mereka sudah mulai sebulan lalu. Saya tidak tahu mau melakukan apa lagi," tuturnya kepada kantor berita AP sebelum perbatasan dibuka total hingga Kamis.
Sementara itu tentara Mesir sudah menghancurkan terowongan penyelundupan dari wilayah mereka ke Jalur Gaza, sehingga membuat pasokan kebutuhan makin terhambat masuk ke Gaza.