REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pasukan keamanan Mesir melemparkan gas air mata dan sempat saling bertukar tembakan dengan kelompok bersenjata di distrik Kerdasah yang terletak di dekat Kairo pada Kamis. Demikian stasiun televisi milik negara setempat melaporkan.
Pasukan keamanan menyerang wilayah tersebut untuk menangkap orang yang diduga telah membakar beberapa kantor polisi. Orang tersebut juga dituduh telah membunuh 11 petugas keamanan dalam bentrokan yang terjadi pasca penggulingan mantan Presiden Muhammad Mursi pada Juli lalu.
Anggota kepolisian sejak saat itu dilarang untuk memasuki Kerdasah. Pada bentrokan Kamis ini, setidaknya satu orang petugas kepolisian terluka.
Stasiun televisi lokal memberitakan bahwa pasukan keamanan berhasil mengambil alih kontrol atas wilayah tersebut dan mulai memberlakukan jam malam.
Kerdasah adalah kota yang terkenal karena produksi kain-kain mewah dan juga basis kuat bagi kelompok Islam. Tempat tersebut terletak 14 kilometer dari Kairo.
Sebagian warga pada Rabu mengatakan bahwa kelompok Islam tidak menguasai Kerdasah. Namun, di sisi lain, mereka tidak menginginkan kehadiran polisi di kotanya.
"Kami tidak mempercayai para polisi karena tahu mereka akan datang hanya untuk menangkap orang yang kami kenal dan hormati. Para polisi menyalahkan orang itu atas kekerasan yang terjadi,'' kata seorang warga, Ahmad Alu, kepada Reuters.
''Padahal, pelaku sebenarnya adalah para pendatang dan bukan ulama kami," kata Ahmad.