Jumat 20 Sep 2013 07:10 WIB

Akhir Abad Ini, Air Laut Naik Satu Meter

Red:
Air Laut Pasang
Air Laut Pasang

CANBERRA -- Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyampaikan prediksi kemungkinan naiknya permukaan air laut pada akhir abad ini.

Draft akhir laporan itu diperoleh ABC menjelang rilis pada Jumat depan.

Sementara itu suhu tanah dan laut rata-rata akan terus meningkat yang menunjukkan planet ini sedang memanas lebih lambat . IPCC memprediksi peningkat suhu yang lebih dari 4 derajat Celsius tidak mungkin seperti yang terjadi pada abad ini.

Profesor Steve Sherwood dari Universitas New South Wales mengungkapkan dampak cepat dari perubahan iklim sangat bisa dikenali.  “Sekarang kalau anda lihat peningkatan karbon dioksida di atmosfir, sudah hampir dekat dengan skenario kasus terburuk yang telah diketahui oleh para ilmuwan sejak kami mulai memperhatikan masalah ini," katanya.

"Akhirnya kita bisa melihat gelombang panas lebih intens, hujan yang lebih kuat dan periode waktu hujan yang lebih lama,” tambah Sherwood.

Menurutnya itu adalah tiga hal yang bisa membuktikan bumi semakin memanas. Skenario yang diuraikan dalam draft laporan menunjukkan suhu global naik satu derajat era pra-industri.

Laporan itu menyarankan permukaan air bisa naik satu meter pada akhir abad ini karena sebagian karena gletser dan lapisan es yang mencair lebih cepat. Bukti menunjukkan bahwa bila emisi karbon terus meningkat hal itu mengakibatkan kehilangan lapisan es Greenland dan naiknya permukaan laut hingga tujuh meter pada akhir milenium .

Tapi satu hal yang masih diperdebatkan oleh para pakar adalah mengapa peningkatan pemanasan global justru melambat.

Draf laporan menuliskan laju pemanasan selama 15 tahun terakhir (1998-2012) cenderung naik 0,05 derajat, lebih kecil dari tren sejak tahun 1951 dari 0,12 derajat. John Cook dari Universitas Queensland menyebutkan bumi tetap memanas.  "Ada banyak penelitian yang telah mendalami pertanyaan selama beberapa tahun terakhir dan bukti yang bisa kita ketahui kita adalah lautan menyedot sebagian besar panas dari pemanasan global," jelas Cook.

Para ilmuwan dari seluruh dunia akan berkumpul di Stockholm pekan depan untuk memfinalisasi laporan, namun perdebatan ini tampaknya akan terus berlanjut kendati laporan itu telah rilis.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement