CANBERRA -- Seorang warga negara Norwegia, Bjarte Baasland, menuntut perusahaan judi online Australia karena kalah main judi. Pada akhirnya, tuntutan tersebut tidak dikabulkan Mahkamah Agung negara bagian Northern Territory.
Baasland pada tahun 2009 menuntut klaim ganti rugi dari Centrebet, sebuah perusahaan game yang terdaftar di Northern Territory. Perusahaan ini diambil-alih Sportingbet Australia pada tahun 2011.
Sebelumnya, Baasland mengalami kekalahan di berbagai situs judi, termasuk Centrebet. Anak mantan pendeta ini waktu itu sudah kalah sekitar 15 juta dollar. Uang tersebut ia pinjam dari keluarga dan teman, dan beralasan ia telah melakukan investasi yang merugikan dalam satu perusahaan internet.
Sejak terungkapnya kasus ini, ayah Baasland terpaksa mengundurkan diri sebagai pendeta. Keluarganya bangkrut dan ibunya, yang meminjam uang dari kerabat, ikut dituduh melakukan penipuan.
Baasland pun menggugat perusahaan judi online tersebut. Dan ini menimbulkan perdebatan mengenai dua wilayah hukum yang bisa mengadili perkara ini, yakni Norwegia dan Australia.
Pada tahun 2010, Mahkamah Agung Norwegia menyatakan memiliki kekuasaan hukum untuk mengadili kasus ini karena judi di Centrebet dapat dilakukan dengan menggunakan mata uang Norwegia.
Namun, pekan ini, hakim negara bagian Northern Territory Australia, Graham Hiley, memutuskan bahwa Centrebet tidak memiliki hutang apapun dalam bentuk uang pada Baasland, dan bahwa hukum Australia lah yang lebih kuat dalam masalah ini.