REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Iran bertekad untuk menjadi bagian dari solusi konstruktif permasalahan di kawasan Timur Tengah, khususnya negara Suriah.
Menteri Luar Negeri (menlu) Indonesia Marty Natalegawa dan menlu Iran Mohammad Javad Zarief membahas masalah Suriah di tengah keprihatinan atas perkembangan situasi di kawasan Timur Tengah, khususnya di Suriah. Pembahasan dilakukan saat pertemuan bilateral di New York, Amerika Serikat (AS), Jumat (20/9) waktu setempat.
Pertemuan dilakukan dalam kesempatan menghadiri rangkaian Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Marty menjelaskan, Indonesia memandang Iran memiliki peran penting dalam upaya mencari solusi akhir permasalahan di Suriah. Apalagi, kata Marty, Iran tidak hanya jadi bagian negara di kawasan, melainkan juga sebagai Ketua Gerakan Non Blok (GNB) periode 2012-2015.
Untuk itu, pihaknya mengajak Iran untuk bersama-sama mewujudkan visi pendiri GNB mewujudkan perdamaian dan keamanan global. “Dunia tidak boleh berdiam diri atas apa yang terjadi di Suriah. Semua harus menjadi bagian dari solusi,” katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (22/9).
Dia menegaskan kembali pentingnya proses politik dalam penyelesaian krisis Suriah. “Aksi militer bukanlah solusi terbaik terhadap situasi di Suriah,” tuturnya.
Sejalan dengan pandangan Indonesia, Zarief juga menyatakan kesediaan untuk mendukung upaya Indonesia mendorong penyelesaian damai krisis di Suriah.