REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Dua penyerang bunuh diri meledakkan bom mereka di luar sebuah gereja berusia 130 tahun di Pakistan setelah misa pada Ahad (22/9) waktu setempat. Serangan menewaskan sedikitnya 78 orang.
Pemboman itu merupakan serangan paling mematikan terhadap umat Kristen di Pakistan. Serangan itu terjadi di All Saints Church. Sebuah gereja batu putih bersejarah yang terletak di Peshawar.
Serangan terjadi ketika ratusan jemaat keluar dari tempat ibadah tersebut. Banyak dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Menteri Dalam Negeri, Chaudhry Nisar Ali Khan, mengatakan jumlah kematian mencapai 78 orang. Itu termasuk 34 wanita dan anak-anak. Semetara, 100 orang lebih terluka.
"Siapa teroris yang membunuhi wanita dan anak-anak ini?" kata Nisar dalam pernyataan yang disiarkan secara langsung di televisi dari Peshawar.
Umat Kristen mencapai sekitar empat persen dari penduduk Pakistan yang berjumlah 180 juta jiwa.
Serangan Minggu itu bisa merumitkan upaya Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, untuk mengajak militan melakukan perundingan pada suatu masa ketika bom-bom pinggir jalan, pembunuhan bertarget dan serangan bom bunuh diri terus berlangsung.
"Perdana Menteri mengatakan teroris tidak memiliki agama dan serangan terhadap orang tidak berdosa bertentangan dengan ajaran Islam dan semua agama," kata kantornya dalam sebuah pernyataan.