REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Sekitar lima ribu orang berdemonstrasi di ibu kota Maroko, Ahad (22/9) waktu setempat. Mereka menyatakan, melawan pemerintahan dan memprotes tingginya biaya hidup setelah kenaikan harga barang pokok.
Demonstrasi damai tersebut terjadi setelah serikat buruh UGTM meminta anggotanya turun ke jalan. Serikat buruh tersebut dekat dengan Partai Istiqlal yang keluar dari koalisi pemerintah pimpinan partai Keadilan dan Pembangunan dari Perdana Menteri Abdelilah Benkirane pada Mei lalu.
Sejumlah demonstran membawa simbol jempol menunjuk ke bawah. "Kami berdemo karena harga yang tinggi pada susu, daging, dan bensin," ujar Hassan Marrakchi, warga Maroko dikutip Al-Arabiya.
Laporan media menyebut kepala Istiqlal, Hamid Chabat menyewa ratusan bus untuk membawa demonstran ke ibu kota. Harga bensin naik pada Senin lalu setelah pemerintah mulai mengimplementasikan sistem indeks harga bahan bakar untuk mengurangi defisit anggaran.
Pemerintah dihadapkan pada pilihan menaikkan harga minyak dengan subsidi yang memberatkan anggaran di negara yang hampir semua kebutuhan energinya dari impor. Di bawah sistem indeks kontroversial tersebut, harga diesel naik 8,4 persen menjadi 0,79 euro per liter, harga bensin naik 4,8 persen menjadi 1,14 euro per liter. Kenaikan harga bahan bakar tersebut mempengaruhi harga kebutuhan pokok lainnya.