REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden AS Barack Obama dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas kembali menegaskan komitmen mereka untuk mendukung proses perdamaian di Timur Tengah, saat mereka bertemu di sisi Sidang Majelis Umum PBB, Selasa (24/9).
Sebelum pertemuan tersebut, Obama juga mengatakan Abbas "secara konsisten terus menolak kekerasan" dan "telah mengakui perlunya perdamaian", demikian isi satu pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih.
Obama mengatakan Amerika Serikat "tetap sangat terikat komitmen untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan langgeng bagi konflik yang telah berlangsung terlalu lama", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. "Tak seorang pun dari kami menghadapi ilusi bahwa ini akan mudah," katanya.
Abbas mengatakan Palestina sepenuhnya terikat komitmen bagi proses perdamaian. "Kami harus mengatasi beberapa kesulitan, tapi kami menyadari perdamaian Timur Tengah bukan hanya penting bagi rakyat Palestina dan Israel. Itu penting buat seluruh wilayah tersebut dan dunia."
Di dalam pidato yang disampaikan pada Sidang Majelis Umum PBB, Selasa pagi, Obama mengatakan bahwa dalam waktu dekat, upaya diplomatik AS terutama akan dipusatkan pada "menghentikan ambisi Iran untuk memiliki senjata nuklir" dan konflik Palestina-Israel.
"Meskipun masalah ini bukan pangkal seluruh masalah di wilayah itu, semua masalah tersebut telah menjadi sumber utama ketidak-stabilan dalam waktu sangat lama, dan menyelesaikan semua masalah itu dapat membantu menciptakan dasar bagi perdamaian yang lebih luas," katanya.
Obama dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan depan di Gedung Putih.