REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA--Pertemuan para Menteri Energi ASEAN (AMEM) ke-31 menyepakati rencana pembangunan jaringan pipa gas Trans-ASEAN melalui perpanjangan nota kesepahaman proyek tersebut hingga 2024.
"Para menteri energi menandatangani perpanjangan MoU proyek Trans-ASEAN Gas Pipeline untuk sepuluh tahun lagi hingga Mei 2024," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik saat membacakan Pernyataan Bersama AMEM ke-31 di Nusa Dua Bali, Rabu (25/9).
Jero mengatakan, proyek jaringan pipa gas tersebut bagian upaya mewujudkan konektivitas energi dari anggota Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN). Selain sektor gas, para menteri energi ASEAN mendorong konektivitas bidang kelistrikan melalui proyek ASEAN Power Grid.
Indonesia dan Malaysia bahkan sudah menandatangani kontrak kerja sama pembangunan pembangkit listrik mulut tambang berkapasitas 2.000 MW. "Papua Nugini juga sudah menyatakan minatnya untuk melakukan kerja sama serupa," katanya.
Menurut Jero Wacik, tiga fokus yang dibahas dalam pertemuan AMEM ke-31 yaitu mengembangkan diversifikasi energi dan energi terbarukan, mengurangi ketergantungan minyak bumi dan meningkatkan efisiensi energi.
Dalam pertemuan selama tiga hari ini hadir para menteri dan delegasi dari Indonesia, Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Pertemuan dihadiri pula oleh delegasi negara mitra dialog ASEAN yaitu China, Jepang, Korea Selatan, Australia, India, Selandia Baru, Rusia dan Amerika Serikat. Para menteri energi sepakat bahwa pertemuan AMEM ke-32 pada 2014 akan berlangsung di Laos.