Kamis 26 Sep 2013 09:30 WIB

Masyarakat Venezuela Jual Dolar AS di Pasar Gelap

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fernan Rahadi
Dolar AS
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebagian masyarakat Venezuela melakukan penerbangan ke negara tetangga hanya untuk mengeksploitasi kontrol mata uang dalam bentuk dolar AS. Helena misalnya, wanita berkewarganegaraan Venezuela ini selama sepekan melakukan perjalanan ke Peru hanya untuk menggesek tunai kartu kreditnya di toko sahabatnya di Lima dan menarik 2.500 dolar AS atau setara 1.600 poundsterling.

Uniknya, Helena mendapatkan dolar AS itu bukan untuk dirinya sendiri melainkan dijual kembali di pasar uang gelap di Venezuela. Dari beban biaya gesek tunai di Peru yang hanya 6,3 Bolivars per dolar AS, Helena menjual kembali dolarnya di negara asalnya dengan meraup keuntungan 48 Bolivars per dolar AS.

Beberapa kali Helena kembali melakukan penerbangan yang sama ke luar negeri. Ia bahkan sudah memiliki tiket pesawat reguler sampai Januari 2014. Ia membeli dolar AS, dan menjualnya kembali di pasar uang gelap Venezuela.

"Banyak orang melakukan perjalanan seperti ini, untuk melakukan raspadito," kata Helena, dilansir dari The Guardian, Kamis 926/9).

Raspadito adalah istilah kegiatan menggesek tunai kartu kredit di luar negeri untuk mendapatkan dolar AS dan memperdagangkannya di pasar gelap. Ini merupakan cara yang mereka lakukan sebab kontrol mata uang telah dibuat sedemikian ketat sejak 10 tahun lalu oleh mendiang Presiden Hugo Chavez untuk mencegah pelarian modal dari Venezuela.

Presiden Dewan Pariwisata Venezuela, Ricardo Cussano mengatakan bahwa penerbangan masyarakat Venezuela biasanya ke tujuh negara terdekat. Tujuh negara itu di antaranya Ekuador, Peru, Bolivia, Kuba dan bahkan Trinidad dan Tobago.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement