REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ikhwanul Muslimin dilaporkan memindahkan sebagian besar operasionalnya ke London setelah pengadilan Kairo melarang kegiatan dan cabang organisasinya. Namun, mereka membantah berita tersebut. Ikhwanul, organisasi Presiden Muhammad Mursi berasal, telah menjalankan kantor di Inggris.
Kantor itu dikepalai Ibrahim Mounir, tokoh senior Ikhwanul yang saat ini berada dalam pengasingan di London. Independent Mesir melaporkan Ikhwanul Muslimin memindahkan media dan operasi penerbitan ke ibu kota Inggris itu. Akan tetapi, juru bicara Ikhwanul Inggris, Salma Ali membantah berita tersebut.
"Berita tentang pemindahan ke London sama sekali salah dan sepotong informasi yang dibuat militer terus disebarkan," ujarnya dikutip Huffingtonpost.
Kantor di London meminta larangan organisasi oleh pengadilan Mesir dibebaskan dan berkedilan. Pada Senin (23/9) lalu, Pengadilan Kairo memerintahkan pemerintahan sementara untuk menyita dana Ikhwanul Muslimin dan semua aset organisasi tersebut dibekukan sampai ada banding.
Puluhan tokoh Ikhwanul Muslimin dipenjara dan ratusan pendukungnya tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan. Sayap politik Ikhwanul, Partai Kebebasan dan Keadilan kemungkinan masih beroperasi. Akan tetapi, amandemen konstitusi 2012 saat ini melarang partai politik yang berhubungan dengan keagamaan.