REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Gerakan Al Ahrar Palestina mengecam ancaman yang dilontarkan Menlu Mesir, Nabil Fahmy, yang akan mennggunakan pilihan militer dan keamanan untuk menghadapi Jalur Gaza.
Gerakan Al Ahrar menegaskan bahwa rakyat Palestina menunggu sikap Mesir untuk menolong Masjid Al Aqsha dan mencegah pembagian yang dilakukan penjajah Zionis, bukan ancaman menlu Mesir untuk melancarkan agresi ke Jalur Gaza.
“Kami tegaskan bahwa itu adalah pernyataaan yang bertentangan dengan akhlak dan peran Mesir dalam melindungi rakyat Palestina,” tegasnya seperti dikutip Infopalestina.
Al Hayah, surat kabar yang terbit di London, sebelumnya menukil pernyataan Fahmy bahwa ada indikator-indikator negatif di Jalur Gaza. Namun, Fahmy menegaskan bahwa respons Mesir bisa berisi pilihan-pilihan militer dan keamanan dan bukan pilihan-pilihan yang mengakhiri penderitaan warga Palestina.
Gerakan Ahrar menilai pernyataan menlu Mesir tersebut hanya membantu kepentingan penjajah Zionis yang berusaha memanfaatkan kudeta dan berusaha mengobarkan api fitnah antara Gaza dan Mesir.
Karena, Zionis menilai bahwa Gaza dan perlawanannya merupakan garis pertahanan pertama bagi Mesir dan seluruh umat Islam.
''Gaza dan perlawanannya hanya akan menjadi pelindung bagi keamanan, rakyat dan perbatasan Mesir,” sebut pernyataan Al Ahrar.