REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Fauzi Barhum, mengecam pernyataan Menlu Mesir, Nabil Fahmi, yang mengancam melakukan eskalasi militer dan keamanan terhadap gerakan Hamas di Jalur Gaza.
“Pernyataan Fahmi tersebut tercela dan sangat bahaya, merusak reputasi Mesir dan sejarahnya. Pernyataan itu mengandung niat buruk terhadap Palestina secara umum dan Gaza secara khusus,” kata Barhum seperti dikutip Infopalestina.
Barhum menegaskan bahwa pernyataan ini merupakan upaya untuk melepaskan Mesir dari peran nasional, Arab dan Islam terhadap isu Palestina.
Dia menegaskan bahwa Hamas dan semua rakyat Palestina tidak memiliki pemikiran atau agenda apapun untuk membuka konflik apapun dengan Mesir.
“Kami akan tetap membela Gaza serta kehormatan bangsa Arab dan seluruh umat Islam,'' kata Barhum. ''Konflik utama kami hanya dengan penjajah Zionis yang merupakan ancaman bahaya terbesar bagi Mesir dan Palestina.”
Alhayah, surat kabar yang terbit di London, menukil pernyataan Nabil Fahmi bahwa ada indikator-indikator negatif dalam masalah ini. Namun, Fahmi menegaskan bahwa respon Mesir berisi pilihan-pilihan militer dan keamanan dan bukan pilihan-pilihan yang mengakhiri penderitaan warga Palestina.
Gerakan Ahrar menegaskan bahwa rakyat Palestina menunggu pertolongan dari semua negara Arab dan Islam khususnya dari Mesir sebagai saudara besar. Bukannya sikap permusuhan yang mengancam rakyat Palestina serta menakuti anak-anak dan kaum wanita.