REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas memperingatkan PBB, pembicaraan damai yang ditengahi AS merupakan kesempatan terakhir.
Ia meminta kesepakatan dengan Israel yang secara permanen mengatasi semua konflik. Berbicara sebelum sidang Majelis Umum PBB, Kamis (26/9) waktu New York, Abbas mengatakan komunitas internasional perlu menekan Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman di tanah Palestina.
"Waktu berangsur habis, dan jendela damai semakin sempit...negosiasi yang baru-baru ini digelar menjadi kesempatan terakhir untuk perdamaian," ungkapnya dikutip Al-Jazeera.
Pemimpin Palestina beberapa kali kembali ke PBB dan pertemuan Majelis Umum untuk membangun momentum yang dapat mempengaruhi kebijakan Israel. Isu Palestina relatif memiliki profil rendah dalam sidang Majelis Umum PBB tersebut, meski kurang dari dua bulan Israel-Palestina kembali dalam pembicaraan damai setelah tiga tahun vakum.
Israel tidak mengirimkan perwakilannya ke PBB karena libur Yahudi. Abbas mengatakan proses perdamaian dengan Israel diluncurkan kembali. "Tujuan kami mencapai kesepakatan permanen dan komprehensif serta kesepakatan damai antara Palestina dan Israel yang memecahkan isu dan menjawab semua pertanyaan," ungkapnya.
Abbas meminta aksi internasional melawan pembangunan Israel. Dia mengatakan okupasi tidak mendapat legitimiasi dan kebijakan itu bisa melemahkan stabilitas.
Sementara itu, Presiden Barack Obama meminta semua negara untuk mendesak perdamaian. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dijadwalkan berada di PBB pekan depan dan diharapkan fokus pada masalah Iran.