Jumat 27 Sep 2013 12:45 WIB

Desa di Palestina Ini Dihapus dari Peta

Rep: Nur Aini/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Palestina
Foto: wordpress.com
Bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Sebuah desa di Palestina dihapus dari peta untuk menjadi wilayah Israel. Desa Makhul dibongkar untuk mengubah Lembah Jordan. Kementerian Pertahanan Israel mengatakan penghacuran Makhul merupakan pelaksanaan kebijakan pembangunan berizin dan menekan Mahkamah Agung Israel bulan lalu telah menolak petisi terhadap perintah pembongkaran.

Meski demikian, kelompok-kelompok hak asasi manusia mengutuk penghancuran tersebut. mereka mengatakan tentara pembatasan pengiriman bantuan kemanusian Uni Eropa dan Palang Merah menandai preseden berbahaya dan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional. Setelah mendapat protes, pengadilan tinggi Israel memberi izin pendirian tenda bagi warga Palestina selama dua pekan di Makhul. 

Pada 16 September lalu, tentara menghancurkan Makhul pada pukul 05.00 pagi waktu setempat. Mereka memerintahkan warga mengosongkan rumah sehingga buldoser bisa menghancurkan tempat tinggal penduduk. Sejumlah warga telah tinggal di lokasi tersebut sebelum kemenangan Israel pada perang 1967, meskipun otoritas Israel mengatakan sebagian besar warga tinggal di sana hanya beberapa tahun.

Dalam laporan the Independent, Jumat (27/9), disebutkan bahwa Makhul akan diubah untuk transformasi ilegal dari lembah subur Jordan yang merupakan seperampat dari wilayah Tepi Barat, membentang dari wilayah Palestina hingga Israel. Kelompok HAM dan otoritas Palestina mengatakan upaya tersebut menguntungkan pemukim Israel dan mencoba mengusir warga Palestina. Israel menuduh tuduhan tersebut.

Seorang warga Makhul, Bisharat yang menyewa tanah dari pemilik asal Palestina dipaksa membayar untuk transformasi tersebut. "Sejak 1967 saya tinggal di sini, punya ratusan dompa. Kemana saya akan pergi? saya di sini...saya akan mati di sini," ujarnya.

Arif Daraghmeh, kepala dewan 13 desa kecil di utara lembah Jordan termasuk Makhul mengatakan sekitar 10 wilayah ditinggalkan 450 warga Palestina setiap tahun karena kebijakan Israel termasuk penghacuran, pengambilan sumber air, dan penggusuran tanah. "Idenya adalah mengosongkan wilayah Arab ini dan membangun lebih banyak pemukiman dan kamp militer," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement