REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Otoritas mengatakan, pekerja kontruksi proyek di Brasil untuk Piala Dunia tahun depan bekerja dalam kondisi seperti budak. Investigasi dalam proyek perluasan bandara internasional Sao Paulo menemukan 111 pekerja hidup di akomodasi miskin di dekat lokasi bangunan.
Beberapa dari mereka harus membayar lebih dari 220 dolar AS untuk mengamankan pekerjaan. Mereka dijanjikan upah sebesar 625 dolar AS per bulan atau sekitar Rp 6,8 juta. Pekerja tersebut, termasuk enam di antaranya berasal dari suku Indian Pankaruru, dilaporkan ikut pekerjaan tersebut dengan janji dikaryakan di Sao Paulo.
Namun, mereka tidak segera dipekerjakan dan harus tinggal di salah satu dari 11 kamp dekat bandara yang tengah bersiap digunakan untuk Piala Dunia tahun depan.
Pengacara kantor umum perburuhan mengatakan, mereka menemukan buruh yang tinggal dalam kondisi seperti budak dan memiliki waktu 30 hari untuk mengambil langkah hukum melawan kontraktor. Dalam laporan BBC, berdasarkan hukum Brasil, perusahaan harus mengontrak pekerja migran di kampung halaman sebelum ditransfer ke kota lain.
Pengacara Christiane Nogueira dari kantor umum perburuhan di Sao Paulo mengatakan investigasi yang sama dilakukan di lokasi gedung untuk piala dunia yang lain.