Jumat 27 Sep 2013 21:53 WIB

Waduh Database Polisi Rusak, Ratusan Remaja Australia Jadi Korban Salah Tangkap

Red:
Polisi Australia
Polisi Australia

PERTH -- Gara-gara database kepolisian New South Wales (NSW) rusak, ratusan remaja menjadi korban salah tangkap. Kasus ini terungkap setelah sejumlah korban mengajukan gugatan class action.

Pemimpin gugatan class action terhadap polisi NSW dalam isu ini adalah anak laki-laki berusia 19 tahun, ia menjadi korban salah tangkap  ketika secara mendadak diamankan petugas polisi di daerah Sydney Barat  3 tahun lalu karena dugaan melanggar jaminan.

Anak laki-laki itu dibawa ke Penrith, digeledah dan ditahan selama satu malam. Tapi penangkapan itu didasarkan pada informasi  yang salah. Terbukti tuduhan yang dikenakan kepada anak remaja laki-laki itu dibatalkan beberapa hari kemudian.

Edward Santow  pengacara dari Pusat Advokasi Kepentingan Publik NSW mengatakan ini bukan kasus yang  terpisah. "Salah satu klien kami ditangkap sebanyak 3 kali dalam kesempatan berbeda, diborgol dan digeledah dalam kurun waktu 2 minggu,"  katanya.

"Setiap kali ditangkap ia ditahan semalaman dan meskipun ketika ditangkap ia masih berusia 14 tahun, polisi NSW tidak menghubungi orang tuanya. Jadi kasus ini sangat serius dan berbahaya”

Santow mengatakan kasus penahanan ilegal yang dilakukan kepolisian NSW bisa berdampak parah bagi anak-anak dan remaja yang menjadi korban. "Masalahnya adalah selama beberapa waktu sejumlah remaja ditahan tanpa ketentuan hukum dan hal  itu menjadi pengalaman yang sangat menakutkan.”

"Anda bayangkan, korban berusia 14 tahun, dan ditahan, dan kadang ditahan di sel bersama dengan  tahanan dewasa- itu hal yang memberikan dampak yang sangat buruk bagi hidupnya."

Atas pengalaman yang tidak mengenakan ini, para korban berniat mengajukan gugatan ganti rugi. "Kami sebenarnya sangat tidak tertarik untuk menuntut ganti rugi, tapi kami berniat melakukannya hanya atas dasar anak-anak ini sudah mengalami pengalaman yang sangat buruk."

Santow mengatakan pengadilan menegaskan kepolisian NSW tidak memiliki alasan atas penangkapan tersebut dan merampas kebebasan para remaja.

Pihak kepolisian NSW sendiri menjelaskan kesalahan dalam database yang memicu insiden ini telah diperbaiki, namun pengadilan tetap memberi peluang untuk gugatan kompensasi.

Kasus ini juga melibatkan kelompok anak remaja lainnya yang perintah pembayaran uang jaminannya telah diubah tetapi kemudian keliru ditahan lagi oleh polisi karena syarat jaminan yang lama.

Tapi pengadilan tetap memberlakukan putusan yang sama yakni polisi telah melakukan penahanan illegal.

Tidak jelas berapa banyak total korban penahanan ilegal oleh polisi  NSW. Santow menyebut jumlahnya ratusan dan korban  termuda berusia 14 tahun.

Kasus ini masih berlanjut di pengadilan, dan kepolisian tidak bersedia memberikan komentar.

Dalam pernyataannya di program ABC -PM,  Kepolisian NSW mengatakan pihaknya masih memperbaiki sistem database yang rusak.

Untuk semantara, petugas polisi mendapatkan instruksi sementara dan kepolisian akan menangani resiko yang terjadi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement