REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Al-Moallem, Sabtu (28/9) mengatakan krisis lama di Suriah dapat berakhir dalam beberapa pekan jika semua yang mendukung gerilyawan di Suriah menghentikan dukungan mereka.
Al Moallem mengeluarkan pernyataan tersebut selama wawancara dengan stasiun TV Rusia setelah Sidang Majelis Umum PBB di New York. Dia mengatakan selama AS, Eropa dan sebagian negara Teluk mendukung kelompok teror, krisis Suriah akan berlangsung terus.
''Sebaliknya, jika semua negara itu menghentikan dukungan mereka dan benar-benar mensahkan penyelesaian politik, krisis tersebut dapat berakhir dalam waktu beberapa pekan,'' kata Al-Moallem sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Ahad pagi.
"Banyak negara berbicara mengenai mendukung penyelesaian politik. Ini penting, tapi ini berarti mereka perlu berkomitmen untuk menghentikan tindakan mereka mendanai dan mempersenjatai kelompok teror, terutama negara tetangga seperti Turki, Arab Saudi dan Qatar," katanya.
Mengenai keputusan Pemerintah Suriah untuk menyerahkan simpanan senjatanya, Al-Moallem membela keputusan itu sebagai keputusan kedaulatan bebas. Dia mengatakan itu dilakukan bukan karena takut terhadap ancaman agresi militer AS.
"Kami mensahkan keputusan ini setelah berkonsultasi dengan Rusia,'' katanya. ''Kami yakin gagasan Rusia tersebut adalah gagasan yang bagus untuk membuka pintu bagi penyelesaian politik."