REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- India dan Pakistan setuju memulihkan kembali gencatan senjata dua negara. Kesepakatan kali ini menyusul memanasnya hubungan dua negara akibat eskalasi militer di wilayah perbatasan.
Delegasi tingkat tinggi dua negara bertemu di sela-sela sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), Ahad (29/9). Pertemuan tingkat tinggi ini adalah perdana pascatransisi kepemimpinan di Pakistan.
Reuters melansir, Perdana Menteri India Manmohan Singh dan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif melakukan pembicaraan selama lebih dari satu jam membahas Kashmir. Keduanya setuju menjadikan keamanan di Kashmir sebagai prasyarat semua pembicaraan damai.
"Kami membutuhkan solusi dan bergerak ke arah kemajuan. Kami saling setuju memulihkan keadaan," kata Penasihat Keamanan Nasional India Shivshankar Menon kepada Reuters, Senin (30/9).
Menon hadir bersama Menteri Luar Negeri Pakistan Jalil Abbas Jilani. Petinggi militer dua negara juga ambil bagian membahas persoalan teknis keamanan di wilayah konflik.
DAWN melansir, operasi militer bersama atau MDGO dibentuk sebagai aplikasi serius penangan keamanan di Kashmir. Kedua petinggi militer setuju menjadikan MDGO sebagai badan penyelidikan penembakan-penembakan lintas batas negara.
"Kami memastikan agar insiden-insiden serupa tidak kembali terulang," sambung Menon.
Kashmir merupakan persoalan paling alot antara India dan Pakistan. Wilayah ini terbelah menjadi bagian masing-masing dua negara. Namun, kelompok bersenjata mengintai agar Kashmir dapat lepas dari cengkraman India.
Pemerintah di New Delhi menuding Islamabad pendukung utama kelompok bersenjata di Kashmir. India meyakini, Pakistan sebagai pelindung kelompok yang dianggap Singh sebagai teroris itu.
Tapi Pakistan tidak pernah terima tuduhan tersebut.DAWN mengatakan, kesepakatan dua negara juga setuju menjadikan persoalan Kasmir serupa dengan yang terjadi di Balochistan. Tapi seperti Pakistan, New Delhi menolak keterlibatan militer India di wilayah sebelah barat laut Kota Karachi itu.
Di tempat sama, Jilani mengatakan, kesepakatan dua pemimpin memberi arah pasti hubungan yang baik untuk kedua negara. Kata dia, India dan Pakistan punya persoalan yang sama tentang terorisme. Jilani tidak menanggapi tuduhan negaranya sebagai pemasok teroris ke India.
Jilani membela diri dengan mengatakan, "saya pikir kami juga mengalami persoalan yang sama tentang terorisme," kata dia. Persoalan ini, kata dia tidak akan selesai dengan hanya saling melempar tuduhan.