REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengatakan semua pilihan untuk menghentikan Iran membangun bom nuklir masih berlaku, termasuk serangan militer.
Hal itu disampaikan Obama saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi Gedung Putih pada Senin (30/9) waktu setempat. Netanyahu sebelumnya menyatakan pernyataan Iran tentang program nuklirnya tidak dapat dipercaya.
"Kami tidak menarik satupun pilihan dari meja, termasuk pilihan militer," ujar Obama dilansir Al-Arabiya, Selasa (1/10).
Netanyahu bertemu dengan Obama untuk menegaskan bahwa program nuklir Iran harus dihentikan dan meminta penguatan sanksi bagi Teheran. Kedatangan Netanyahu di gedung putih dilakukan tiga hari setelah Obama dan Presiden Iran Hassan Rowhani berbicara melalui sambungan telepon, kontak tertinggi antara dua negara lebih dari tiga dekade terakhir.
Panggilan itu meningkatkan harapan resolusi Iran tentang nuklir.
Obama mengatakan pembicaraan meyakinkannya ada harapan untuk resolusi konflik Iran dengan negara Barat atas program nuklir. Namun, hal itu membutuhkan transparansi dan kesungguhan Iran.
Perdana Menteri Israel memberi sinyal tidak akan menghentikan usaha Obama untuk mencapai resolusi diplomatik dengan Iran.
"Jika diplomasi bekerja, tekanan ini harus tetap di tempatnya," jar Netanyahu.
Akan tetapi, Netanyahu dilaporkan menyampaikan kepada Obama bahwa Israel akan menghentikan langkah diplomasi jika program nuklir Iran tidak sepenuhnya diakhiri.