REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia mengalami kerugian hingga lebih dari 700 juta ringgit (Rp2,2 triliun) akibat penyelundupan rokok dari luar negeri dalam tempo dua tahun hingga Agustus 2013.
Wakil Menteri Keuangan
Malaysia Datuk Ahmad Maslan mengatakan, dalam delapan bulan pertama 2013, sebanyak 1.770 kasus penyelundupan berhasil digagalkan dengan nilai cukai 135,2 juta ringgit.
Upaya penyelundupan yang berhasil digagalkan pada tahun 2012 tercatat sebanyak 3.377 kasus dengan nilai cukai 254,7 juta ringgit.
Sebelumnya, pada tahun 2011, dengan nilai cukai 359 juta ringgit, kata Ahmad Maslan seperti dikutip media terbitan Kuala Lumpur, Selasa.
"Kegiatan penyelundupan bukan saja memengaruhi ekonomi negara, melainkan juga secara tidak langsung mengancam ketenteraman negara dan rakyat," katanya.
Presiden Pusat Investasi dan Cukai Antarbangsa (ITIC) Daniel A. Witt saat meluncurkan hasil kajian Asia II: Petunjuk Tembakau Haram 2012 mengatakan bahwa Malaysia berada di posisi ketiga tertinggi untuk penggunaan rokok selundupan setelah Brunai dan Hong Kong.
Statistik tahun 2012 hasil kajian Oxford Economic itu menunjukkan bahwa Malaysia berada di posisi kedua tertinggi yang mengalami kerugian kutipan cukai setelah Australia.
Kajian itu memasukkan 11 negara, termasuk Australia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Taiwan.
"Kajian ini menunjukkan 66 miliar batang rokok ilegal terjual di 11 negara itu mengakibatkan total kerugian 11,1 miliar ringgit dari segi kutipan cukai."
"Di Malaysia, 23 juta miliar batang rokok dijual tahun lalu, termasuk 33,5 persen atau 7,9 miliar batang rokok selundupan," katanya.
Sementara itu, Kepala Pabean Malaysia (KDRM) Datuk Seri Khazali Ahmad mengatakan bahwa pihaknya terus memburu pedagang eceran yang menjual rokok tanpa cukai serta mencegah upaya penyelundupan melalui perbatasan dan jalan tikus.
"Pedagang eceran menggunakan berbagai taktik untuk menjual rokok itu karena tingginya permintaan. Di antara taktik yang digunakan adalah menyimpan rokok di belakang kaunter. Mereka hanya menjual kepada orang yang dikenali," katanya.
sumber : Antara