JAKARTA -- Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengumumkan pendirian Pusat Studi Indonesia di Australia senilai 15 juta dolar Australia.
Tony Abbott mengumumkan rencana pembangunan Pusat Studi Indonesia baru ini dalam kunjungannya di Indonesia, dimana Ia bertemu secara resmi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Institusi baru ini bertujuan mempromosikan pemahaman Australia mengenai Indonesia melalui bisnis, kebudayaan, pendidikan, riset dan jaringan komunitas.
Pusat studi ini akan bermarkas di Universitas Monash di Melbourne dan bekerjasama dengan Universitas Melbourne dan Universitas Nasional Australia serta lembaga riset ilmiah, CSIRO.
"Australia sangat menghormati Indonesia dan sangat penting dalam segala hal aspek kerjasama,” kata PM Tony Abbott dalam pernyataannya.
"Hubungan yang kuat menjadi dasar dari pengetahuan dan pemahaman yang saling menguntungkan, karenanya pusat studi seperti ini dapat memberi kontribusi yang penting."
Pusat Nasional ini diharapkan dapat melakukan proyek riset dan kerjasama tingkat tinggi yang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh institusi mitra sebagai bahan konsultasi bisnis dan kerjasama pemerintah di kedua belah pihak.
Sejumlah isu yang telah ditetapkan akan dieksplorasi oleh institusi ini termasuk bahasa dan kebudayaan, keamanan pangan, infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.
Profesor Paul Ramadge, Direktur Eksekutif dari Inisiatif Global di Universitas Monas kepada program Asia Pacific mengatakan, pusat studi baru ini juga akan membantu mengatasi penurunan program studi mengenai Bahasa Indonesia di Australia.
"Pembentukan pusat studi ini merupakan kesempatan besar agar kita kembali memfokuskan hubungan dengan Indonesia melalui bahasa dan kebudayaan,” katanya.
"Hal penting kedua adalah Tony Abbott telah memastikan komitmen pemeritahannya terhadap Colombo Plan yang baru, yang akan didanai, yang dengan komitmen baru itu kita akan melihat lebih banyak warga Australia yang belajar dan bekerja di Asia dan Indonesia sebagai salah satu target sasaran pemerintah.” katanya.