REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Nilai tukar dolar jatuh terhadap mata uang lain. Hal itu didorong kekhawatiran pasar setelah sebagian layanan pemerintahan AS nonaktif karena tidak dicapainya kesepakatan terkait kebijakan anggaran.
Nilai tukar dolar jatuh ke rekor terendah delapan bulan terhadap euro dan 1,5 tahun terendah terhadap mata uang Swiss franc. Dolar juga melemah terhadap yen Jepang dan melemah terhadap pounsterling.
Dampak ekonomi dari tutupnya layanan pemerintah akan tergantung berapa lama kebuntuan politik terjadi. Namun, Goldman Sachs memperkirakan non-aktif pemerintahan selama tiga pekan dapat menurunkan 0,9 persen Produk Domestik Bruto AS pada kuartal ini.
Kepala Riset di Accendo Market, Mike van Dulken mengatakan, kehawatiran lebih besar adalah politisi AS tidak sepakat dalam penarikan 'plafon utang', saat pemerintah AS mencapai batas utang untuk membiayai anggaran.
"Semakin lama ini tidak terpecahkan, semakin dekat kita pada batas pembayaran utang 17 Oktober, ketika tidak ada uang untuk membayar anggaran termasuk utang, " ujarnya dikutip BBC, Selasa (1/10). Ada juga laporan pasar akan terpengaruh pada kemungkinan penundaan rilis data ekonomi AS.