Rabu 02 Oct 2013 08:24 WIB

Krisis di Afrika, PBB Serukan Bantuan Dunia

Kelaparan dunia terbanyak di benua Afrika. Ilustrasi
Foto: politicalrogue.com
Kelaparan dunia terbanyak di benua Afrika. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Eliasson, Selasa (1/10), menekankan masyarakat internasional harus menangani kebutuhan kronis kemanusiaan dan krisis di Afrika, jika benua itu mau mencapai Sasaran Pembangunan Milenium (MDG) sebelum tenggat.

"Afrika sangat rentan terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim," katanya, seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (2/10). "Kemarau, banjir dan cuaca yang tak bisa diramalkan membuat penduduk meninggalkan tempat tinggal mereka, menghancurkan banyak daerah dan memicu persaingan akan sumber daya langka yang bahkan dapat mengakibatkan konflik."

Pernyataan itu dikeluarkan saat Eliasson berbicara dalam taklimat yang diadakan di Markas PBB di New York mengenai operasi Masyarakat Ekonomi Regional Afrika. "Semua krisis ini mempengaruhi puluhan juta orang setiap tahun," katanya. Rakyat miskin dan yang paling rentan, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang tua mengalami pukulan paling keras. Banyak orang menjadi korban dan seluruh ekonomi dapat kehilangan kemajuan yang diperoleh dengan sulit.

Eliasson menekankan bahwa untuk mencapai MDG dan memelihara prestasi yang sejauh ini dicapai, krisis kronis perlu ditangani dengan membangunan keuletan di negara Afrika serta mengurangi kerentanan penduduk.

Tahun 2015 adalah tenggat untuk mencapai MDG, yang disepakati oleh para pemimpin dunia dalam pertemuan tingkat tinggi PBB pada 2000 dan menetapkan sasaran tertentu mengenai pengentasan orang miskin, pendidikan, kesetaraan gender, kesehatan ibu dan anak, kestabilan lingkungan hidup, pengurangai HIV/AIDS, dan kemitraan global bagi pembangunan.

"Negara memiliki tanggung jawab utama guna menanggani bencana dan krisis kemanusiaan, tapi mereka memerlukan solidaritas internasional," katanya. "Ketika kita bekerjasama, kita dapat membantu semua Negara menangani ancaman bencana."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement