CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Tony Abbott telah mengambil pendekatan damai saat melakukan pertemuan dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat melakukan kunjungan ke Jakarta, Tony Abbott mengatakan Australia telah melakukan kesalahan dalam membina hubungan dengan Indonesia di masa lampau.
Karenanya Abbott menghimbau untuk memulai awal yang baru, terutama di sektor pertanian dan ketahanan pangan. "Saya meminta maaf karena ada saat-saat dimana Australia menguji kesabaran (Indonesia), kebijakan yang tidak mengenakkan soal penyelundup manusia, atau membatalkan perdagangan ternak sapi," kata Abbott.
Abbott juga mengatakan kebijakan Pemerintah Federal Australia di tahun 2011 yang memutuskan untuk menghentikan perdagangan sapi sementara ke Indonesia, tidak akan pernah terjadi lagi di masa mendatang.
"Tidak akan lagi Australia mengambil tindakan yang beresiko mengganggu pasokan makanan bagi teman sekaligus mitra, seperti Indonesia," ujar Abbott yang juga membawa sejumlah pelaku bisnis ke Jakarta sebagai bukti, "keinginan Australia untuk membangun hubungan ekonomi yang lebih kuat dan dinamis dengan basis yang luas, berdasarkan perdagangan dan investasi, di tahun-tahun mendatang."
Sementara itu Direktur Eksekutif Dewan Eksportir Hewan Ternak Australia, Alison Ford, menyambut baik pernyataan Tony Abbott di Jakarta. Menurutnya apa yang dikatakan Abbott bisa meningkatkan kembali kepercayaan di industri ternak.
"Saya tidak melihat adanya upaya soal meningkatkan kesejahteraan hewan yang perlu dilakukan, tetapi setidaknya memenuhi apa yang telah kita sampaikan kepada Perdana Menteri," ujar Alison Ford.
"Hal tersebut menjadi sinyal untuk kembali pada kebijakan yang menyediakan kepastian dan kestabilan bagi produsen dan eksportir," ujarnya.