Rabu 02 Oct 2013 15:22 WIB

RI Waspada 'Government Shutdown' di AS

Rep: Muhammad Iqbal / Red: A.Syalaby Ichsan
Muhamad Chatib Basri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Muhamad Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perekonomian global dihantui kekhawatiran terbaru pascapenutupan sebagian layanan pemerintah federal Amerika Serikat yang dikenal dengan istilah government shutdown.  

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, Pemerintah Indonesia juga mewaspadai perkembangan dari permasalahan yang timbul dari perbedaan pendapat antara Partai Republik dan Partai Demokrat tersebut.  

"Saya percaya negara sebesar AS tentu akan memiliki solusi untuk itu," ujar Chatib, Rabu (2/10).  Chatib menjelaskan, kondisi perekonomian dalam negeri Indonesia tidak hanya bergantung pada kondisi di AS.

Oleh karena itu, pengendalian dari sisi internal akan terus dilakukan oleh pemerintah.  Publikasi data Badan Pusat Statistik (BPS) berupa deflasi September 2013 sebesar 0,35 persen dan surplus neraca perdagangan Agustus senilai 132,4 juta dolar AS, menghadirkan respon positif dari pasar.  

Indikasinya adalah penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah (bond) tenor 10 tahun.

Pada penutupan perdagangan siang ini, rupiah menguat 0,04 persen ke posisi Rp 11.461 per dolar AS setelah diperdagangkan pada rentang Rp 11.280 sampai Rp 11.553 per dolar AS. Sementara, IHSG menguat 1,23 persen ke posisi 4.399,5 poin.  Sedangkan yield government bond tenor 10 tahun tercatat 8,2 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement