Rabu 02 Oct 2013 19:11 WIB

Populasi Anjing Liar Makin Banyak di Australia Selatan

Red:
Sekawanan Anjing Liar
Sekawanan Anjing Liar

PERTH -- Menyusul tingginya populasi anjing liar di Australia Selatan, masyarakat dikawasan itu sepakat akan membentuk Kelompok Penasehat Penanganan Anjing Liar.

Kelompok ini nantinya akan mewadahi perwakilan dari pemerintah, masyarakat dan industri yang akan memberikan masukan kepada Menteri Lingkungan Hidup Australia Selatan, Ian Hunter.

Ketua Badan Pengelola Kawasan Sumber Daya Alam Australia Selatan, Janet Brook, mengatakan pihaknya prihatin dengan laporan yang menyebutkan lebih dari 700 anjing liar ditembak dalam satu minggu terakhir di bagian utara kawasan tersebut.

"Tentu saja kami tidak ingin melihat aksi pembasmian anjing liar dengan cara seperti itu dikawasan ini, anjing liar itu juga bagian dari keseimbangan alam dan tentu saja kita memang berharap jumlah mereka bisa dikurangi, tapi saat ini upaya pengurangan jumlah anjing liar yang dilakukan sangat tinggi dan kita tidak bisa menerimanya," kata Janet.

Di bagian Utara anjing liar tidak dikategorikan sebagai hama, karenanya para pemilik tanah sulit untuk mendapat persetujuan untuk memasang jebakan untuk anjing-anjing liar. Tapi situasinya berbeda di bagian kawasan yang lain.

Di kawasan Arid di Selatan Australia, 69% pemilik lahan mengelola anjing liar dengan cara memberi umpan dan menjebak melalui program terkoordinir yang disebut 'Biteback.'

Meskipun diklaim menggunakan pendekatan terkoordinir , namun jumlah anjing  liar tetap s aja tinggi. Karenanya pemerintah setempat didesak untuk menerapkan sistem ini diseluruh kawasan di Australia Selatan karena anjing liar itu kerap berpindah kearah selatan dan menyasar kawasan perkebunan.

Pengelola Gulma dan hama binatang di Biosecurity SA, John Virtue, mengatakan program biteback ini bertujuan untuk mendukung upaya membangun industri domba di keseluruhan kawasan dan untuk menjaga domba-domba tetap didalam pagar, sekaligus juga menjaga industi domba di kawasan Australia Selatan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement