REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Seorang biarawati dari gereja Katolik di Damaskus Suriah membantah ada serangan senjata kimia di negara tersebut. Agnes Mariam de la Croix melakukan investigasi terkait serangan tersebut.
Dia kerap tampil di televisi untuk membuktikan kepada dunia bahwa oposisi Suriah sengaja merancang video yang memperlihatkan korban serangan senjata kimia di Suriah. Dia menilai gambar yang memperlihatkan korban tewas karena gas sarin dan menyebabkan kemarahan internasional telah direkayasa.
Video tersebut menjadi bagian utama yang membuktikan penggunaan senjata kimia oleh rezim. Serangan yang menyebabkan banyaknya korban di beberapa wilayah di kota tersebut hanya dapat dilakukan oleh rezim.
Akan tetapi, dalam wawancara dengan BBC, Agnes mengklaim telah melakukan studi menyeluruh dari video dan laporan rinci. Dia menemukan bukti manipulasi.
Sebagai contoh, dia mengklaim mayat dari beberapa anak yang sama bisa dilihat di sejumlah video yang difimkan di lokasi terpisah. "Mengapa mereka harus meletakkan mayat di banyak lokasi?" ujarnya.
Dia menegaskan komisi penyelidikan. "Bagi saya ini yakin. Saya punya bukti yang menegaskan manipulasi mayat," tegasnya.
Sejumlah bukti yang dia ajukan diantaranya, Ghouta, sebuah wilayah yang telah menjadi gurun, karena itu pertanyaan muncul mengapa banyak korban dari warga sipil. Selain itu, banyak korban anak-anak tanpa orang tua.
Menurut dia, sedikit wanita yang terlihat di video tetapi banyak yang diidentifikasi. Dia juga mempertanyakan sedikitnya bukti penguburan para korban.
Dia menuduh beberapa orang yang terlihat di video merupakan wanita dan anak-anak yang diculik militan dari minoritas Alawite. Presiden Bashar al-Assad dan keluarganya berasal dari komunitas tersebut. "Mereka mengenal orang di video dan meminta kami mencari tahu apa yang terjadi," ujarnya.
Hanya saja direktur pengawas HAM, Peter Bouckaert mengatakan tidak ada dasar bagi klaim Agnes. "Dia bukan analis forensik video profesional..kami tidak menemukan bukti yang mengindikasikan video itu dipalsukan," ujarnya.