REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Cina Xi Jinping mengusulkan untuk membangun bank investasi infrastruktur Asia. Nantinya, bank tersebut juga menyediakan dukungan dana pembangunan infrastruktur kepada negara-negara berkembang di kawasan, termasuk ASEAN.
"Untuk mendorong proses pembangunan interkoneksi dan integrasi ekonomi di kawasan, Tiongkok mengusulkan untuk membangun bank investasi infrastruktur Asia dan menyediakan dana pembangunan infrastruktur kepada negara berkembang di kawasan," katanya di Istana Merdeka, Rabu (2/10).
Ia mengatakan bank investasi infrastruktur Asia yang baru akan bekerja sama dengan bank pembangunan bilateral yang sekarang ini ada. Keduanya akan saling mengisi dan bersama-sama mendorong perkembangan ekonomi ASEAN secara berkelanjutan.
Menko Perekonomian, Hatta Rajasa mendukung bank investasi infrastruktur itu. Ia mengatakan hal tersebut merupakan salah satu hal penting dan menjadi konsentrasi bersama yaitu trade facility. Selain itu, bagaimana membiayai infrastruktur dalam konteks konektivitas.
"Iya, kita di Indonesia sekarang juga sedang memikirkan bagaimana lebih meningkatkan pendanaan infrastruktur, apakah pakai bank atau seperti apa. Yang penting pendanaan itu lebih tersedia dan lebih murah," katanya.
Ia menjelaskan hal lain yang ditawarkan Cina lebih pada perjanjian pertukaran mata uang kedua negara sebesar 100 miliar yuan. Dana tersebut untuk fasilitas berbagai hal. Diharapkan dana itu juga memfasilitasi trade facility dan lainnya untuk pembiayaan infrastruktur.