Rabu 02 Oct 2013 23:55 WIB

Pemerintah AS Lakukan 'Shutdown', Ini Komentar IMF

Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat
Foto: Reuters
Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID -- WASHINGTON --  Dana Moneter Internasional pada Rabu mengatakan penghentian sementara kegiatan (shutdown) pemerintah AS yang disebabkan oleh kebuntuan anggaran telah diabaikan oleh pasar-pasar keuangan, tetapi memperingatkan ketidakpastian bisa memperketat kredit.

"Shutdown sejauh ini belum berbahaya. Pengaruhnya di pasar relatif rendah," Laura Kodres, asisten direktur Departemen Moneter dan Pasar Modal IMF mengatakan.

Reaksi pasar saham global terhadap penghentian sebagian layanan pemerintah AS pada Selasa masih diredam. Pasar umumnya telah menghargakannya dalam hasil itu di tengah pertempuran sengit antara Partai Republik dan Demokrat di Kongres AS atas anggaran untuk tahun fiskal 2014 yang dimulai pada Selasa (1/10).

Namun demikian, Kodres memperingatkan bahwa ketidakpastian yang diciptakan oleh kebuntuan politik dapat menyebabkan kondisi kredit lebih ketat di perekonomian terbesar di dunia itu.

"Setiap kali kita memiliki peningkatan ketidakpastian, itu dapat memiliki pengaruh pada permintaan dan pasokan kredit," katanya saat konferensi pers di Washington untuk meluncurkan sebuah laporan baru IMF tentang stabilitas keuangan global.

"Rumah tangga dan bisnis kemungkinan akan mengekang penggunaan kredit karena itu sangat tidak terduga untuk menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya," katanya.

Bank-bank juga bisa menjadi khawatir tentang situasi itu dan mengurangi kembali kredit mereka, ia menambahkan. (P>
Sebagian besar ekonom memperkirakan "shutdown" akan menghapus sekitar sepersepuluh persentase poin dari pertumbuhan ekonomi AS kuartal keempat, jika hanya berlangsung satu atau dua minggu.

Tetapi mereka semakin khawatir bahwa kebuntuan anggaran bisa mengakibatkan "default" (gagal bayar) utang AS jika Kongres gagal menaikkan batas utang negara pada pertengahan Oktober.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement