Kamis 03 Oct 2013 05:19 WIB

AS: Hentikan Kekerasan pada Muslim Myanmar

Rumah dan masjid milik Muslim Myanmar Dibakar.
Foto: AP Photo/Zin Chit Aung
Rumah dan masjid milik Muslim Myanmar Dibakar.

REPUBLIKA.CO.ID, Amerika Serikat mengutuk serangan maut baru terhadap minoritas Muslim di Myanmar barat dan mendesak pemerintah agar mengatasi ketegangan sektarian yang sudah berlangsung lama di sana.

Kedutaan Besar AS di Rangoon mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan maut terhadap minoritas Muslim menyusul kekerasan beberapa hari di negara bagian Rakhine, yang telah menewaskan sedikitnya lima Muslim, termasuk seorang wanita berusia 94 tahun.

Penduduk mengatakan beberapa kelompok Budha bersenjatakan tongkat dan pisau mengamuk di kota Thandwe sebelumnya pekan ini, membakar rumah dan menyerang perusahaan milik Muslim.

Presiden Thein Sein mengunjungi daerah Rakhine yang bergolak dan bertemu dengan para pemimpin lokal. Ini adalah perjalanan pertamanya ke negara bagian yang bermasalah itu, sejak gelombang kekerasan anti-Muslim pecah pada bulan Juni 2012, menewaskan puluhan orang dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi dari wilayah itu, seperti dilansir VOA.

Dalam pernyataan yang disiarkan di media pemerintah Rabu, Presiden mengatakan "ketidakstabilan berdasarkan agama dan ras itu merugikan dan menghambat" reformasi demokrasi Myanmar baru-baru ini dan "menodai citra nasional."

Kelompok-kelompok HAM menuduh polisi Burma dan personil militer tidak berbuat cukup untuk menghentikan kekerasan. Dalam beberapa kasus, para saksi telah melaporkan bahwa pihak berwenang ikut serta dalam serangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement