REPUBLIKA.CO.ID, JIMBARAN -- Usaha Kecil dan Menengah (UKM) didorong untuk memiliki akses pada perbankan agar menjadi lebih kompetitif. Hal tersebut menjadi salah satu agenda dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
Data Bank Dunia menyebutkan, hanya 47 persen dari masyarakat Indonesia yang memiliki tabungan. Sedangkan masyarakat Indonesia yang telah memanfaatkan pinjaman di bank hanya 17 persen. UKM yang merupakan tulang punggung dari ekonomi Indonesia memiliki akses yang rendah pada perbankan.
Direktur & Group CEO, PT Indika Energy Tbk Wishnu Wardhana mengatakan, masih banyak UKM yang tidak memiliki akses pada perbankan. "Hal tersebut menjadi tantangan bagi mereka karena menjadi dikucilkan dari mainstream," ujar Wisnu dalam Pembukaan APEC Voices of the Future 2013 di Ayana Resort, Jimbaran, Bali, Kamis (3/10).
Wisnu mengatakan, para pemimpin APEC akan mendiskusikan mengenai akses pendanaan bagi UKM dan masyarakat yang belum tersentuh oleh bank. UKM harus memiliki akses pada perbankan agar bisa berkembang dan bersaing dengan UKM lainnya.
Inklusi keuangan merupakan salah satu tema yang dibahas dalam APEC. "Di sini kita juga bicara bagaimana kawasan Asia Pasifik ini mampu ke depan menjadi engine of a growth di dunia. Dengan krisis yang terjadi di Eropa, di Amerika, tinggal kawasan ini yang tumbuh," ujar dia.
Isu inklusi keuangan menjadi penting untuk mendorong pertumbuhan di Asia Pacific. Wisnu mengatakan pertumbuhan ekonomi penting untuk kemakmuran bangsa.
Selain inklusi keuangan, hal lainnya yang akan dibahas dalam KTT APEC adalah konektivitas yang diharapkan dapat mendukung perdagangan dan investasi. "Kita juga punya isu dalam bangun konektivitas. Infrastruktur kita shortage. Tidak hanya di Indonesia saja, tetapi di 21 negara anggota APEC," ujar dia.
Gubernur Provinsi Bali, I Made Mangku Pastika, mengatakan Bali, sebagai tempat diselenggarakannya APEC, fokus pada pembangunan pertanian, pariwisata dan UKM. Untuk UKM, pemerintah daerah Bali mendorong para usahawan untuk membuat kerajinan tangan yang lebih beragam. "Itu akan mendukung pariwisata kita dan memainkan peran penting dalam ekspor," ujar Pastika.