REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia, Vladimir Putin, didominasikan nobel perdamaian. Meski Rusia merupakan penyedia utama senjata bagi rezim Suriah, kelompok advokasi menempatkan namanya karena dianggap secara aktif mempromosikan penyelesaian semua konflik yang meningkat di bumi.
Kelompok Akademi Internasional Persatuan Spiritual dan Kerja Sama Masyarakat Dunia tidak menyebutkan kampanye dan kekerasan Putin terhadap separatis di Chechnya atau perang yang dilancarkan di Georgia. Namun, usaha Putin yang ditekankan adalah upayanya untuk mencegah serangan udara AS terhadap rezim Suriah setelah serangan gas kimia pada Agustus lalu.
Kelompok aktivis tersebut masuk dalam daftar yang bisa memberi rekomendasi nominasi Nobel Perdamaian. Wakil presiden organisasi, Beslan Kobakhiya mengatakan, surat rekomendasi telah diterima komite pada 16 September. Dalam suratnya itu, dia menyebut Putin sebagai pemimpin yang membuat upaya menjaga perdamaian dan ketenangan tidak hanya di wilayah negaranya sendiri, tetapi secara aktif mempromosikan penyelesaian semua konflik yang timbul.
Laporan di Independent menyatakan, penyanyi dan anggota parlemen Rusia, Iosif Konzon, juga mendukung nominasi tersebut. Dia membandingkan Putin dengan Barack Obama yang meraih nobel perdamaian pada 2009. "Barack Obama adalah orang yang memulai dan menyetujui tindakan agresif AS di Irak dan Afganistan, sekarang dia mempersiapkan invasi ke Suriah. Dia tetap menyandang gelar itu," ujarnya.
Menurutnya, Putin yang menghentikan pertumpahan darah lebih pantas menyandang gelar peraih nobel perdamaian. Batas waktu untuk nominasi Nobel Perdamaian 2014 sampai Februari. Pemenang Nobel Perdamaian tahun ini akan diumumkan pada 11 Oktober.