REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Barack Obama membatalkan jadwal semua kunjungannya ke Asia termasuk ke Asia-Pacific Economic Co-operation (APEC) di Bali karena penutupan pemerintahannya di Washington. Gedung Putih mengatakan dalam pernyataan tertulis pada Kamis (3/10) malam waktu setempat bahwa Obama membatalkan kunjungan ke Bali dan juga Brunei Darussalam. "Karena pemerintahan tutup, kunjungan Presiden Obama ke Indonesia dan Brunei dibatalkan," ujar pernyataan itu dilansir Aljazeera, Jumat (4/10).
Menurut pernyataan itu, presiden memutuskan itu berdasarkan kesulitan menghadapi penutupan pemerintahan jika dia bepergian. Mereka juga menegaskan Partai Republik harus segera mengizinkan jajak pendapat untuk membuka kembali pemerintahan. Gedung Putih mengatakan Obama sudah menghubungi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kamis (3/10) malam untuk mengatakan ketidakhadirannya dalam APEC.
Gedung Putih mengatakan Obama menegaskan pentingnya hubungan AS-Indonesia, dan kedekatannya dengan rakyat Indonesia. Obama menjalani beberapa tahun dengan ibunya dan ayah tirinya di Indonesia. Dalam pernyataan itu, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry akan menggantikan Obama di Bali.
Obama merencanakan kunjungan ke empat negara di Asia yakni Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Dia semula dijadwalkan akan pergi pada Sabtu (5/10) waktu setempat. Sebelumnya, dia membatalkan kunjungan ke Malaysia dan Filipina terlebih dahulu sebelum memutuskan batal ke Indonesia dan Brunei Darussalam.
Staf khusus Presiden RI bidang hubungan internasional, Teuku Faizasyah membenarkan soal pembatalan kunjungan Presiden AS tersebut. Menurutnya, Presiden SBY telah mendapatkan telpon dari Obama pada pukul 08.15 WIB.
"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima telepon dari Presiden Barrack Obama. Dalam pembicaraan telepon tersebut, Presiden Obama menyesalkan tidak dapat menghadiri KTT APEC di Bali," katanya.
Alasan pembatalan tersebut tak lain karena kondisi di Amerika Serikat yang masih memberlakukan federal shutdown. Pemerintah AS masih harus membahas anggaran nasional.
Ikuti Whatsapp Channel Republika