REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Badan antariksa Amerika Serikat, NASA ditutup menyusul penutupan pemerintahan federal karena tidak disepakatinya anggaran.
Kekhawatiran dunia dilaporkan meningkat karena NASA bekerja mengawasi potensi bencana dari asteroid dan komet, sementara tentara antariksa Rusia mengklaim tidak bisa menghadapi serangan dari luar angkasa.
Dalam laporan Russia Today, Tentara Pertahanan Luar Angkasa Rusia atau tentara antariksa tidak dipersiapkan untuk menghadapi invasi alien.
"Sejauh ini kami belum mampu menghadapinya. Sayangnya kami tidak siap untuk melawan serangan ekstraterstrial," ujar Wakil Deputi Pusat Kontrol Sistem Antariksa dan Penelitian Utama Titov, Sergey Berezhnoy dilansir the Independent, Jumat (4/10).
Dia mengatakan pusat antariksa tidak bertugas untuk menghadapi serangan dari luar angkasa. "Ada banyak masalah di bumi dan di dekatnya, " ujarnya. Pasukan Antariksa Rusia didirikan pada 10 Agustus 1992 setelah pecah dari Uni Soviet. Mereka digantikan Pasukan Pertahanan Antariksa Rusia pada 2011.
Cabang dari militer Rusia tersebut bertanggungjawab dalam pertahanan udara dan rudal serta operasional satelit militer. Salah satu tugas dari pasukan itu mengawasi objek luar angkasa dan mengidentifikasi ancaman di luar dan dari luar angkasa, serta mencegah serangan jika dibutuhkan.
Dalam laporan itu, pusat antariksa Rusia memiliki teknologi tinggi dan efektif untuk mengatasi masalah dan ancaman dari luar bumi.