Jumat 04 Oct 2013 17:21 WIB

Kekerasan Terbaru di Myanmar Dipicu Umat Budha Ekstrimis

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
  Seorang warga melintas di pasar yang sepi akibat konflik yang kembali meletus di Thandwe, Rakhine, Myanmar, Rabu (2/10).  (AP/Khin Maung Win)
Seorang warga melintas di pasar yang sepi akibat konflik yang kembali meletus di Thandwe, Rakhine, Myanmar, Rabu (2/10). (AP/Khin Maung Win)

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Massa Budha memutilasi dan membakar seorang warga Muslim bernama Khin Naing. Kebangkitan gerakan yang dipimpin biksu di Myanmar dituduh menjadi pemicu kekerasan terhadap Muslim. 

Polisi memindahkan mayat Khin Naing dari luar masjid di Desa Tha Phyu Chai setelah dia diserang sampai tewas oleh warga Budha etnis Rakhine. "Dia tidak bisa berlari cukup cepat dari orang-orang Rakhine," ujar putra Khin Naing, Tun Tun Naing yang dilansir Emirates247, Jumat (4/10). 

Khin Naing merupakan salah satu dari lima Muslim yang tewas dalam kekerasan empat hari di Thandwe. Empat warga Budha Rakhine juga dilaporkan terluka. 

Warga Budha bersenjata tongkat, ketapel, dan golok. Mereka melancarkan serangan berulang-ulang terhadap warga Muslim sejak Ahad lalu. Mereka membakar puluhan rumah warga Muslim. 

Kekerasan sektarian di Myanmar telah menewaskan sedikitnya 240 orang dan memaksa 140 ribu orang mengungsi. Sebagian besar korban berasal dari warga Muslim dalam kekerasan sejak Juni 2012. Kekerasan terbaru di Thandwe menunjukkan pemerintah Myanmar berjuang untuk mencegah penyebaran gerakan nasionalis Budha. 

Gerakan itu dikenal sebagai 969 dan sebuah partai politik etnis Rakhine terlibat dalam kekerasan. Gerakan 969 dipimpin biksu yang memberitakan kalau Islam adalah ancaman. Dia mendesak pendukungnya untuk menghindari pernikahan antar agama dan memboikot bisnis warga Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement