Ahad 06 Oct 2013 09:00 WIB

Turki Bantah Terlibat Penyerangan Markas Al Shabaab

Gerilyawan Al-Shabab ketika melakukan operasi.
Foto: AP
Gerilyawan Al-Shabab ketika melakukan operasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pasukan khusus Turki tidak mengambil bagian dalam serangan fajar di kubu milisi Islam Somalia Al Shaabab.

Seorang pejabat kementerian luar negeri Turki, Sabtu (5/10), menyangkal tuduhan milisi Al Shabaab yang mengatakan pasukan khusus Inggris dan Turki melakukan penggerebekan di kota kecil Barawe di selatan negara itu. Aksi penggerebekan tersebut menewaskan seorang pemberontak.

Seorang perwira Inggris dikabarkan tewas dalam serangan ke markas Al Shabaab tersebut. Beberapa tentara Inggris lainnya serta seorang Turki disebutkan terluka.

"Tidak ada hal seperti itu telah terjadi," kata pejabat Turki membantah laporan tersebut.

Milisi Islam Somalia Al Shabaab sebelumnya mengatakan bahwa serangan fajar di benteng pertahanannya di kota kecil Barawe di selatan negara itu dilakukan oleh pasukan khusus Inggris dan Turki.

Komandan pasukan Inggris, katanya, tewas selama serangan dan empat penyerang SAS lain dalam keadaan terluka kritis.

''Seorang tentara Turki juga terluka,'' kata Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer Al Shabaab, dalam pernyataannya. Pernyataan oleh milisi itu tidak bisa segera diverifikasi secara independen.

Sebelumnya pasukan khusus asing dilaporkan melancarkan serangan laut dan udara malam hari terhadap satu pangkalan penting gerilyawan Al Shabaab. Kelompok itu mengklaim serangan itu telah gagal.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement