REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menekankan pentingnya sektor swasta dalam perekonomian pada pembukaan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) CEO Summit.
APEC CEO Summit 2013 dibuka pada Ahad (6/10) di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali.
"APEC CEO Summit adalah kesempatan untuk menunjukan perkembangan yang fenomal dari sektor swasta di regional," ujar SBY dalam pidato pembukaan APEC CEO Summit.
Sektor swasta, menurut dia, berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Sedangkan lapangan pekerjaan merupakan masalah utama dari setiap negara. Oleh sebab itu, keberadaan sektor swasta sangat penting.
Ekspansi yang agresif dari sektor swasta telah mengubah lansekap ekonomi menjadi lebih baik. Namun, SBY mengatakan bahwa pemerintah juga memegang peranan penting dalam membuat kebijakan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi 2013 menunjukan dinamika yang berbeda. Negara maju mengalami perbaikan ekonomi, sedangkan negara berkembang menghadapi perlambatan ekonomi. Perlambatan juga terjadi pada negara-negara APEC.
"Di beberapa negara maju yang menjadi anggota APEC, ekonomi tumbuh semakin kuat. Namun, negara-negara berkembang membutuhkan momentum lebih lanjut untuk berkembang," ujar dia.
Kendati demikian, APEC berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dunia. Berdasarkan data IMF, APEC diprediksikan tumbuh sebesar 6,3 persen pada 2013 dan 6,6 persen di 2014, atau dua kali lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi dunia.
Saat ini, negara-negara APEC berkontribusi pada 54 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan 44 persen dari perdagangan dunia. Perdagangan telah tumbuh tujuh kali sejak 1989 dan mencapai 11 triliun dolar AS di 2012.