Ahad 06 Oct 2013 13:03 WIB

Gading Gajah Ilegal Danai Kelompok Al-Shabab

Rep: Nur Aini/ Red: Djibril Muhammad
Seorang tentara mengevakuasi pengunjung mall Westgate di Nairobi, Kenya, yang diserang gerilyawan pada 21 September.
Foto: EPA/Kabir Dhanji
Seorang tentara mengevakuasi pengunjung mall Westgate di Nairobi, Kenya, yang diserang gerilyawan pada 21 September.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kelompok teroris asal Somalia, Al-Shabab yang menyerang pusat perbelanjaan di Kenya pada bulan lalu, mendapatkan dana untuk serangan terornya dari penjualan gading gajah ilegal.

Aktivis, Elephant Action League (EAL) mengatakan perburuan gajah dan penjualan gading memicu konflik di Afrika dengan membantu kelompok seperti al-Shabab untuk melakukan serangan mematikan.

Dana dari penjualan gading diperkirakan mencapai 40 persen dari biaya pengerahan 5 ribu orang. Pelacakan pendanaan al-Shabab lebih intens setelah serangan teror paling mematikan di Kenya sejak 1998.

Kelompok tersebut telah memperingatkan adanya pembantaian dan menuntut penarikan pasukan Kenya dari Somalia. Perburuan gajah untuk gading membuat hewan itu di beberapa negara seperti Sierra Leone dan Senegal, hampir punah.

Lebih dari 30 ribu gajah di Afrika dibantai tahun lalu, 382 ekor di antaranya berasal dari Kenya. Dalam laporan Independent, Ahad (6/10), pemburu berbekal senapan mesin AK-47, busur dan anak panah, kadang juga racun untuk memburu gajah.

Mereka menyelinap tanpa disadari beberapa penjaga yang berpatroli di konservasi. Sejak 1980-an, perdagangan komersial gading gajah telah dilarang. Dalam waktu kurang dari 30 tahun, populasi gajah di Kenya jatuh dari 167 ribu menjadi hanya 35 ribu.

Direktur Eksekutif di WildlifeDirect, Paula Kahumbu mengatakan Al-Shabab mengggunakan apa saja yang mereka bisa untuk mendapatkan uang dengan mudah. "Perdagangan gading sama seperti krisis berlian berdarah di Afrika Barat," ujarnya.

Al-Shabab bukan satu-satunya kelompok teror yang diuntungkan dari perdagangan tersebut. Kelompok Janjaweed di Sudah dan Lord's Resistance Army yang membunuh lebih dari 3 ribu orang di Afrika Tengah, juga terlibat dalam pemburuan gajah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement