REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad meminta Jerman ambil bagian dalam proses perdamaian di negaranya. Bahkan Assad meminta Berlin mengutus mediator utama ke Damaskus untuk mendamaikan dirinya dengan pemberontak.Pernyataan tersebut adalah permintaan baru rezim di Damaskus. Dalam wawancara bersama majalah Jerman, Der Spiegel, Assad mengatakan menyambut baik jika Jerman turun tangan. ''Saya akan senang jika utusan datang dari Jerman,'' kata Assad, seperti dilansir BBC News, Ahad (6/10).
Assad menolak anggapan dirinya tidak berniat menyudahi dua tahun lebih perang sipil di Suriah. Justru sebaliknya, kata dia, tawaran damai darinya berkali-kali terlontar. Akan tetapi, kata dia, perdamaian hanya tercapai jika pemberontak menyerahkan senjata.Usulan Assad agar Jerman terlibat membawa dimensi baru persoalan bagi Suriah. Anggapan internasional tentang kengototan Assad untuk bertahan di kursi kepresidenan pun ditentang olehnya.
Assad menyatakan akan mempertimbangkan untuk tidak ikut pemilihan umum.Ucapan itu sebagai tawaran baru agar konflik Suriah bisa selesai lewat jalur politik. Pemilihan presiden Suriah terjadwal akan berlangsung Agustus, 2014 mendatang. ''Kalau saya tidak lagi dikehendaki masyarakat, saya akan tidak akan mencalonkan. Saya tidak akan ikut pemilihan,'' kata dia.
Assad pun mengakui, dirinya melakukan kesalahan ketika menanggapi kerusuhan awal di Suriah. Desakan penggulingan terhadapnya, 2011 lalu, disebut dia sebagai embrio kekacauan. Akan tetapi, menurutnya dia perang sipil di Suriah sudah bergeser. Semakin kompleks dan lengkap.Kelompok Alqaidah mendompleng aksi kelompok oposisi di Suriah.
Assad menuduh internasional ditipu sejak lama. Parahnya lagi, negara-negara Liga Arab, tuduh dia malah membantu mengawetkan pertikaian di Suriah. Arab Saudi, Qatar dan Turki disebut dia sebagai pemodal perang melawan pemerintahan yang sah. Hal tersebut menuntutnya untuk bertahan dan terus melakukan serangan. ''Kenapa barat (AS dan Eropa) lebih percaya dengan Alqaidah ketimbang saya,'' ujar dia.
Assad kembali mengingatkan, setidaknya 80 negara mengirimkan kelompok separatis ke Suriah. Penguasa 12 tahun di Damaskus ini pun kembali menyinggung dakwaan kosong AS atas penggunaan senjata kimia terhadap pemerintahannya. Assad kembali menyinggung kenekatan Washington untuk menginvansi Suriah beberapa waktu lalu atas tuduhan senjata kimia.Kata dia, Badan Pelarangan Senjata Kimia Perserikatan Bangsa Bangsa (OPCW ) sudah bekerja. Dirinya yakin pembuktian tidak mengarah kepadanya. Meskipun sudah dibatalkan, namun Assad masih menyayangkan sikap Presiden Barack Obama itu.Lewat Der Spiegel Assad pun menyinggung negara-negara di Uni Eropa dan Dewan Keamanan PBB.
Inggris dan Prancis, dikatakan dia terlalu membabi buta mendukung rencana tidak mendasar itu. Assad membanding-bandingkan antara AS dan Eropa dan Rusia.''Dia (Obama) tidak lain hanya menwarkan kebohongan. Itu berbeda dengan orang-orang Rusia. Mereka (Rusia) lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi (di Suriah),'' sambung Assad. Kembali Assad menyebut Kremlin sebagai, teman sejati dalam memerangi terorisme