REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Tim pelucutan senjata PBB memulai proses penghancuran senjata kimia dan fasilitas produksi di Suriah. Sumber di misi internasional itu mengatakan anggota tim dari PBB dan Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) telah meninggalkan lokasi dimana mereka mulai memverifikasi dan menghancurkan senjata kimia.
"Hari ini adalah hari pertama penghancuran, kendaraan barat digunakan dan menghancurkan hulu ledak rudal, bom kima udara dan unit pencampuran serta pengisian," ungkap sumber yang dilansir Al-Jazeera dengan status anonim pada edisi Ahad (7/10).
Sumber lain dari pejabat PBB menegaskan inspektur senjata kimia mulai menghancurkan persediaan di Suriah. Dia tidak merinci senjata yang dihancurkan, tetapi kombinasi senjata dan alat produksi akan dihancurkan.
Seorang pejabat OPCW sebelumnya mengatakan mereka akan menggunakan metode yang bijaksana untuk membuat fasilitas produksi senjata kimia Suriah tidak dapat digunakan. Dia mengatakan metode itu dapat mencakup penggunaan bahan peledak, alat penghancur seperti palu, atau menuangkan beton.
Tim inspektur tiba di Damaskus pada Selasa lalu untuk memulai proses verifikasi rincian dari program senjata kimia yang diserahkan pemerintah Suriah. Tim di Suriah bergerak di bawah resolusi PBB dan perjanjian AS-Rusia yang memaksa Presiden Bashar al-Assad untuk menyerahkan senjata kimia.
Resolusi PBB dibuat setelah ada serangan gas sarin di pinggiran Damaskus pada 21 Agustus lalu. AS menuduh rezim Assad yang melakukan serangan. Pemerintah Assad membantahnya dan menyalahkan oposisi militan.