Senin 07 Oct 2013 11:46 WIB

Dialog Damai Solusi Berbicara dengan Taliban Tanpa Perang

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
Milisi Taliban (ilustrasi)
Foto: english.alarabiya.net
Milisi Taliban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Malala Yousafzai, seorang remaja Pakistan menyerukan dialog dengan Taliban untuk perdamaian. Malala pernah ditembak di kepalanya oleh Taliban karena memperjuangkan hak-hak pendidikan.

Ia diserang pria bersenjata di dalam bus sekolah di dekat rumahnya di Pakistan pada Oktober 2012. Menyasar anak sekolah yang memperjuangkan hak anak perempuan atas pendidikan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Pakistan dan dunia.

Remaja berusia 16 tahun itu diobati di Inggris dan sekarang tinggal di Birmingham. "Cara terbaik untuk memecahkan masalah dan untuk melawan perang adalah melalui dialog," ujar Malala dikutip BBC, edisi Ahad (6/10).

Menurut Malala, tugas itu merupakan milik pemerintah dan Amerika Serikat. Pada Juli lalu, rencana pembicaraan yang melibatkan Taliban, AS, dan Pemerintah Afganistan gagal akibat perselisihan mengenai status kantor Taliban yang baru dibuka di Doha, Qatar.

Malala mengatakan, penting bagi Taliban untuk membahas tuntutan mereka. "Mereka harus melakukan apa yang mereka inginkan melalui dialog," ujarnya.

Menurut Malala, apa yang dilakukan Taliban telah melawan Islam. "Membunuh, menyiksa, dan mendera orang...sangat menentang Islam. Mereka menyalahgunakan Islam," ujarnya.

Remaja yang memberikan pidato di PBB pada Juli lalu juga ingin kembali ke Pakistan. Dia ingin menjadi politikus dan membuat program wajib belajar.

"Saya berharap suatu hari akan datang ketika rakyat Pakistan bebas, mereka memiliki hak-hak, akan ada perdamaian, dan setiap gadis dan setiap anak pergi ke sekolah," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement